Pembelajaran JAES

KUNJUNGI SALURAN YOUTUBE KAMI
Jaes Sponsor - Basket



Konstruksi Bawah Air | Bagaimana Para Ahli Membuatnya?

Banyak pekerja yang berjuang keras melawan derasnya arus laut untuk menyelesaikan pembangunan Dermaga jembatan bawah air. Apakah anda bisa menemukan kesalahan yang dilakukan oleh Kepala teknisi konstruksi di sini? Kesalahan ini akan mengakibatkan malah petaka. Selamat datang di tugas Teknik Sipil yang paling menantang: konstruksi bawah air.

Meskipun kita menyebutnya konstruksi bawah air, para ahlinya menghindari air ketika membangun struktur bawah air ini. Untuk mengalirkan air dari area konstruksi, harus terlebih dahulu membangun Bendungan sementara yang disebut cover dam. Langsung bekerja di bawah air bukanlah metode yang praktis.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah bagaimana membangun cover Dam di bawah air. Langkah pertama adalah mendirikan tiang pancang ini dengan bantuan mesin Palu penggerak tiang pancang. Tumpukan pancang memberikan panduan untuk pembangunan cover Dam. Kemudian pekerja akan mendorong banyak turap di dalam tanah dengan bantuan mesin yang sama. Turap ini memiliki sambungan yang saling bertautan di kedua ujung bagiannya. Mekanisme saling mengunci yang cerdas berarti meminimalkan kebocoran air.

Turap didorong ke bawah dasar laut hingga mencapai batuan dasar. Urutan penumpukannya adalah dari sudut ke tengah. Kesejajaran bisa dipertahankan dengan cara ini. Perhatikan mesin yang digunakan: mesin ini bukan hanya mendorong turap ke bawah. Bisa dibayangkan dengan mudah apa jadinya jika turap tersebut didorong ke dalam tanah.

Untuk menembus tanah, mesin menggunakan getaran. Jika mengamati dengan cermat, anda akan melihat getaran kecil namun cepat ini. Keistimewaan mesin terletak pada kenyataan bahwa ia terdiri dari dua beban eksentrik yang berputar berlawanan. Guna dari beban ini adalah untuk menekan getaran.

Mesin datar yang disebut tongkang ini digunakan untuk membawa mesin dan komponen yang diperlukan di lokasi konstruksi. Sekarang kita siap untuk tahap besar proyek konstruksi: memompa air dari cover Dam. Namun, sebelum melakukan semua pekerjaan ini, para teknisi mempunyai tugas besar yang harus dilakukan dulu. Mari kita lihat apa yang terjadi.

Sebelum masuk ke fase pemompaan air, para teknisi proyek harus melakukan studi geoteknik secara rinci terhadap tempat cover dam akan dibangun. Mereka memilih tanah yang mampu memikul beban bangunan permanen. Uji yang paling umum digunakan untuk mengukur kekuatan tanah adalah uji insitu yang disebut uji penetrasi kerucut.

Anda bisa melihat bagaimana alat uji penetrasi kerucut disimpan di dasar laut. Ujung berbentuk kerucut milik perangkat menembus tanah, dan sensor mengirimkan nilai gesekan dan tahanan tanah hingga mencapai batuan dasar. Anda bisa melihat lonjakan nilai resistensi secara tiba-tiba setelah mencapai batuan dasar.

Dengan bantuan tes praktis ini, para teknisi mengetahui seberapa turap harus dipancang. Turap harus mencapai batuan dasar. Sekarang mari kita kembali ke proyek dan mulai memompa air keluar. Saat permukaan air turun, anda akan melihat kebocoran air di antara turap. Hal ini disebabkan perbedaan tekanan air.

Turap satu lapis sudah rusak, jadi kita perlu melipat gandakannya. Ruang di antara dinding turap ini umumnya diisi dengan materi granular seperti pasir, kerikil, atau pecahan batu. Cover berlapis ganda ini akan secara efektif menahan kebocoran air di antara turap.

Sekarang mari kita keluarkan semua air dari cover Dam. Untungnya, air tidak tampak bocor. Namun cover Dam runtuh ke dalam. Sebelumnya, ketika ada air di kedua sisi, gaya yang bekerja pada cover Dam akibat tekanan air dihilangkan. Anda bisa dengan mudah memahami alasannya. Namun, ketika air dari volume ini menghilang, akan ada kekuatan ke dalam yang sangat besar yang menghancurkan cover Dam tersebut.

Runtuhnya turap ke dalam bisa dicegah dengan memasang struktur rangka penguat di sisi turap. Sistem rangka penguat terdiri dari komponen-komponen seperti Wales, strut, dan braces. Sambungan antara Wales dan struts ini dibaut, seperti yang diilustrasikan di sini. Rangkaian horizontal yang disebut strut ini memberikan sokongan lateral yang menahan pergerakan dinding cover Dam ke dalam.
Cover Dam kini sangat kuat dan telah mencapai batuan dasar. Yuk keringkan airnya! Bisakah anda memprediksi apa yang akan terjadi sekarang? Di sini saya membuat cover Dam. Cover Dam yang kecil tapi lucu, kan? Sekarang mari kita keluarkan air dari ruang tengah ini dan lihat apa yang terjadi. Dan hati-hati dengan dua poin ini.

Saya hampir mengosongkan cover dam. Apakah anda melihat jalan yang indah di kedua sisi cover dam? Inilah dampak dari rembesan air. Hal yang sama bisa terjadi di cover dam kami juga jika anda langsung mengeringkannya. Mirip dengan percobaannya, remesan air juga terjadi di cover Dam kita.

Teknik untuk mencegah remesan air sulit dilakukan, jadi mari kita pompa keluar air remesan secara terus-menerus. Jika tanah di atas lapisan keras disingkirkan dan dilakukan pembetonan pada lapisan keras, proyek bawah air kita setengah selesai. Ini disebut teknik jalur segel beton. Jalur segel beton juga akan berfungsi sebagai pijakan yang kuat, mencegah kebocoran air.

Mari kita lihat bagaimana hal ini dilakukan. Pengangkatan tanah dari cover Dam biasanya dilakukan dengan menggunakan bucket clamshell. Bucket ini dioperasikan oleh ekskavator. Bukankah pengoperasian bucket clamshell terlihat keren? Anda tahu selanjutnya: jalur segel beton.

Untuk memastikan jalur segel beton terikat kuat dengan batuan dasar, diperlukan beberapa tiang pancang yang menembus batuan dasar. Mesin vibrating hammer kembali membantu. Mesin ini mendorong beberapa pipa baja berongga ke dalam batuan dasar. Batuan keras di dalam silinder disingkirkan dengan bantuan mesin auger. Sekarang letakkan tiang penguat ke dalam rongga ini dan tuangkan beton. Setelah tiang pancang siap, kita bisa membangun jalur segel beton di atasnya.

Karena rembesan air selalu muncul di dasar ini, pembetonan jalur segel dilakukan dengan menggunakan metode tremie. Termasuk hopper bucket dan pipa panjang yang tersegmentasi. Semen khusus dengan kemampuan kerja tinggi digunakan sebagai pembeton lantai. Sumbat tebal dipasang di bagian bawah pipa tremie untuk mencegah air masuk ke dalam pipa. Setelah beberapa waktu, pipa ini terangkat secara tiba-tiba sehingga beton mengalir dan sumbat bagian bawah terlepas. Selama proses ini, ujung pembuangan pipa tremie terus-menerus dibiarkan terendam di dalam beton sehingga kecil kemungkinan beton yang akan dituang akan bercampur dengan air remesan di sekitarnya.

Sekarang setelah jalur segel beton siap, saatnya untuk menangani pekerjaan konstruksi lain yang tersisa. Rembesan air diblokir oleh struktur ini dengan baik. Para pekerja meletakkan kerangka dari batangan bertulang berkualitas tinggi untuk membangun poros pijakan tiang jembatan. Karena struktur tiang jembatan akan tetap berada di dalam air, para teknisi memastikan bahwa bahan yang akan digunakan dalam konstruksi tersebut memiliki kualitas terbaik. Mereka harus berhasil menahan tekanan air serta beban jembatan.

Seiring dengan kemajuan kerangka tiang jembatan, berbagai formasi dilakukan untuk menuangkan beton ke dalam struktur. Setelah beton dituangkan seluruhnya ke dalam kerangka, struktur ini dijaga agar tidak terganggu supaya kuat. Biasanya tiang jembatan membutuhkan waktu 14 sampai 28 hari untuk mendapatkan kekuatan penuh. Setelah tiang jembatan memperoleh kekuatan yang cukup, cover Dam tidak berguna dan merusak mata sehingga para teknisi menyingkirkannya. Namun, melepas cover Dam di bawah permukaan lapisan beton bisa mempengaruhi kekuatan keseluruhan struktur. Hasilnya, para teknisi memotong tumpukan sheet pada level ini.

Ini dia jembatan dermaga yang kuat, siap menopang jembatan yang berat. Semoga anda menikmati video teknologi konstruksi bawah air dengan cover Dam. Tapi ini adalah jenis teknologi konstruksi bawah air berbeda yang dikenal sebagai caisson, dan yang lain lagi disebut pondasi tiang panjang. Kami akan membahas tentang teknologi ini dalam video yang berbeda. Terima kasih, hati-hati, sampai jumpa.